Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK)

RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK)

Syarat :
Ada satu peuabah bebas yang disebut perlakukan
Ada satu peubah sampingan/pengganggu yang disebut kelompok
Model Matematis : Yij = µ + Ki + Pj + єij
i = 1, 2, 3,…………,k dan j = 1, 2, 3,…………,p
Disini :
Yij : Pengamatan Kelompok ke-i dan Perlakuan ke-j µ : Rataan Umum
Ki : Pengaruh Kelompok ke-i Pj : Pengaruh Perlakuan ke-j dan
Єij : Galat Kelompok ke-i dan Perlakuan ke-j

Model diatas diduga berdasarkan datanya sebagai berikut :

yij = ỹ.. + (ỹi. - ỹ..) + (ỹ.j - ỹ..) + (yij - ỹi. - ỹ.j + ỹ..)
(yij - ỹ..) = (ỹi. - ỹ..) + (ỹ.j - ỹ..) + (yij - ỹi. - ỹ.j + ỹ..)
Derajat Bebas (DB): (kp -1) = (k -1) + (p-1) + (kp - k – p +1)
(kp -1) = (k-1) + (p -1) + (k-1)(p – 1)
DB Total = DB Kelompok + DB Perlakuan + DB Galat
Kalau kita jumlahkan dan kuadratkan maka :









JK Galat = JK Total – JK Kelompok - JKakuan

Tabel Data (Umpama : p = 4 dan k = 5)
Kelompok
(i) Perlakuan (j) Total
(yi.)
1 2 3 4
1 y11 y12 y13 Y14 y1.
2 y21 y22 y23 Y24 y2.
3 y31 y32 y33 Y34 y3.
4 y41 y42 y43 Y44 y4.
5 y51 y52 y53 Y54 y5.
Total (y.j) y.1 y.2 y.3 y.4 y..
Rataan(ỹ.j) ỹ.1 ỹ.2 ỹ.3 ỹ.4 ỹ.,

Tabel Daftar Sidik Ragam.
S K D B J K K T F H F Tabel P
0.05 0.01
Kelompok (k-1) JK K JK K/(k-1)=K K/G
Perlakuan (p-1) JK P JKP/(p-1)=P P/G
Galat (k-1)(p-1) JK G JKG/(p-1)(u-1)=G
Total (kp – 1) JK T

Hipotesis :
H0 : μ1 = μ2 = μ3 =...........= μp
H1 : μi ≠ μi’
• Jika F Hitung (P/G) < F Tabel ( 0,05; DB Perlakuan, DB Galat)) maka H0 diterima (P>0.05), hal ini berarti Perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
• Jika F Hitung (P/G) ≥ F Tabel ( 0,05; DB Perlakuan, DB Galat)) maka H0 ditolak (P<0.05), hal ini berarti Perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05).
• Jika F Hitung (P/G) ≥ F Tabel ( 0,01; DB Perlakuan, DB Galat)) maka H0 ditolak (P<0.01), hal ini berarti Perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01).
Untuk kelompok hipotesisnya tidak perlu dibuat . Pengujian selanjutnya bila perlakuan berpengaruh nyata ataui sangat nyata sama dengan RAL.

Teladan 2.
Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh Jenis antibiotika (A, B, C, dan D) terhadap diameter Zone Bakteri Coliform. Peneltitian ini dilakukan sebanyak 5 kali setiap minggu sekali
Data yang diperoleh sebagai berikut :
Kelompok
(i) Jenis Antibiotika (j) Total
(yi.)
A B C D
1 14.50 14.33 13.00 10.00 51.83
2 15.50 15.0 11.00 11.50 53.00
3 16.50 14.00 13.00 10.00 54.00
4 17.00 14.33 12.00 9.50 52.93
5 16.20 12.00 13.00 9.20 50.40
Total 79.70 69.66 62.50 50.20 262.06
Rataan 15.84 13.93 12.50 10.04 13.103
DS(S) 0.9711 1.1396 1.0000 0.8849



= 14.502 + 14.332 + ....................+ 9.202 – (1/20)(262.062)
=3542.278 – 3433.772 = 108.506

= (1/4)(51.832 +53.002 +54.002 +52.932 +50.402 ) – (1/20)(262.062)
= 3435.629 – 3433.722 = 1.857

= (1/5)(79.70.2 +69.662 +62.502 +50.202 ) – (1/20)(262.062)
= 3526.179 – 3433.722 = 92.407
.JK Galat = JK Total – JK Kelompok - JK Perlakuan
= 108.506 – 1.857 – 92.407 = 14.242


Tabel Daftar Sidik Ragam.
S K D B J K K T F H F Tabel P
0.05 0.01
Kelompok (5-1)=4 1.857 0.4643 0.39TN 3.26 3.49 >0.05
Perlakuan (4-1)=3 92.407 30.802 25.95** 5.41 5.95 <0.01
Galat (5-1)(4-1)=12 14.242 1.1867
Total (20–1)=19 108.506

Keterangan :
TN : Tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
** : Berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
Jadi Jenis Antibiotika berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap Zona bakteri Coliform.
Selanjutnya dilakukan uji BNT
Sx = = 0.689
BNT 5% = 2.179 x 0.689 = 1.5012
BNT 1% = 2.921 x 0.689 = 42.1046
Tabel hasil Uji BNT :
Jenis Antibiotika Rataan ỹ1- ỹi ỹ2- ỹi ỹ3- ỹi Signifikansi
0.05 0.01
A 15.94 0 a a
B 13.93 2.01* 0 b ab
C 12.50 3.44** 1.43TN 0 b b
D 10.04 5.90** 3.89** 2.46** c c

Keterangan :
TN : Tidak berbeda nyata nyata (P>0,05)
* : Berbeda nyata (P<0,05)
** : Berbeda sangat nyata (P<0,01)
Nilai dengan huruf yang sama ke-arah kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05), sebaliknya huruf yang berbeda ke-arah kolom menunjukkan berbeda nyata (P<0.05) atau berbeda sangat nyata (P<0.05)




Gambar Histogram Diameter Zone Bakteri Colifoorm.

Oleh karena Jenis Antibiotika bersifat kualitatif, maka tidak bisa dilakuka analisis regrei-korelasi antra jenis antibiotika dengan diameter zona bakteri Colifoorm.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sistem otot pada manusia dan hewan

Sistem otot pada manusia dan hewan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah struktur perkembangan hewan 1




Di sisusun

oleh:
Nama : Nazamudin
NPM : F1D009008

PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2010


Daftar isi


Daftar isi ii
A.Sistem otot pada manusia 1
B.Sistem otot pada vertebrata 2
C.Sistem otot pada avertebrata 3
Kesimpulan IV
Daftar pustaka V

















Sistem otot pada manusia dan hewan
A .Sistem otot pada manusia
I. Pengertian
Arti definisi / pengertian Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur dan fungsi yang sama. Jadi jaringan otot adalah sekumpulan sel-sel otot. Pada manusia terdapat tiga macam jenis otot yang nyata berbeda dengan hewan vertebrata.Yaitu otot jantung adalah otot yang menyusun dinding jantung.Otot polos, yang terdapat pada semua dinding organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung)kontraksi nya tidak terkendali memperkecil struktur lubang-lubang.otot kerangka, seperti namanya otot rangka adalah otot yang melekat pada kerangka kerja otot ini dikendalikan dengan sengaja.
Otot merupakan sekelompok serabut-serabut otot yang tersusun rapi.setiap serabut otot terdiri atas dua jenis miofilamen.yaitu:
a. Miofilamen tebal,yang di bentuk oleh protein miosin.
b. Miofilamen tipis,yang di bentuk oleh protein aktin.
2. Bagian-bagian otot:
1. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan miofilamen berada
3. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.

3. Jaringan otot terdiri dari:
a. Otot Polos (otot volunter)
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti:lambung dan usus. Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah. pengaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan.





Otot polos Otot jantung
b. Otot Lurik (otot rangka)
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar. Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang. Contoh otot pada lengan. Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
c. Otot Jantung (otot cardiak)
Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak disadari). Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung.

B.Sitem otot pada hewan vertebrata
Pada ikan dan hewan-hewan vertebrata lain, hewan-hewan ini mempunya otot,seperti otot-otot pada kepala dan badan.
1.Otot pada kepala
Bersifat kontan(bola mata)berasal dari 3 myatom anterior yang di temukan pada clasmbranchliidan hanya mengalami sedikit modifikasi di anngota tubuh vertebrata
2.Otot bola mata
 mosculus obligus superior
 m.obliges interior
 m.rektus superior
 m, rectus externus
 m.internus
a. Otot badan pada ikan
otot badan bertahan dalam karakteristik tersusun atas seri miomer yang di pisah kan oleh miosefta membentuk struktur zigzag dengan bentuk V doi dorsal dan di ventrallinia latelaris mulai dari cylostomata sampai amfibi berinsang permanen tak berotot kaki tidak predominan tersusun segmental.edimen terletak pada dorsal lateral dan tersusun bersegmen.

Otot pada ikan
b. Pada amfibi( katak)
pada katak terdapat dua otot yang berantagonistik yaitu otot extensior dan otot fleksor,pada terdapat M extrensicus anterior dan di bedakan menjadi:
 M transversus
 M latisimus
 M pektoralis
 M lavatory scupalae
 M seratus magnus

1.M intensicus extremitor terdiri atas , m dorsalis scopalue yang berfungsih menutupi spacula
2.M supracordoceus dan m supracoraco dues berfungsi untuk menutupi caracold
c. Pada burung(aves)
pada burung otot badan sangat temodifikasi,dengan ada nya modifikasi mussculi apendiculares .m patagialis pada sayap yang berperan untuk terbang dengan adanya persatuan yang kokoh antara vertebrata thoracale dan vertebrata lumbale otot ini kurang berfungsi kecuali di daerah leher.otot badan sangat temodifikasi,dengan ada nya modifikasi mussculi apendiculares dan lebih berkembang di bagian pelvis dan pada burung juga di temukan otot sphinchter colli yang berfungsi untuk mengusir serangga yang hinggap di tubuh nya. (drivat m pecteralis)
d. Sistem otot pada mamalia
Pada mamalia terdapat otot musculi axiales di daerah ventral leher dan mengalami pergeseran kebelakang membentuk diafragma,yaitu struktur muscular melengkung yang memisah kan rongga dada dari rongga perut yang berperan dalam aksi repiratorik.pada mamalia terdapat otot kulit m latisimus dorsi dan m pectoralis otot ini berupa lembaran yang luas yang hampir menutupi sebagian toraks dan abdomen dan disebut paniculus carnosus otot ini berperan dalam geletar kulit yang berfungsi mengusir serangga.

Gam bar otot ponicillus kornosus

C. Sistem otot pada hewan avertebrata
Alat gerak hewan pada umumnya merupakan kontraksi sel-sel khusus (otot) material kontraksi yang disebut sebagai aktomiosin .pada dasar nya sama baik otot polos lurik maupun otot jantung vertebrata maupun avertebrata
1 sistem otot pada cacing pipih(platyhelminthes)
Serabut otot terbagi atas
a. Sirkular
b. Longitudinal
c. Serong atau vertical
Sirkular terdapat di bawah epidermis dan berkontraksi memanjang kan tubuh nya, longitudinal yang berfungsi memperpendek tubuh nya ,dan otot serong atau vertical yang berfungsi untuk bergerak seperti membalik,melipat dan merentangkan diri nya keseluruh arah.
2.sitem otot pada molusca
Sebagian otot besar otot berupa otot halus yang berkontraksi lambat akan pada scallops(sejenis remis)yang dapat aktif berenag menggerakkan cangkang nya terdapat otot halus atau lurik. Otot halus yang berfungsi untuk menutup cangkang pada saat istirahat dan otot lurik yang berfungsi untuk menimbulkan gerakan berenang.
3 System otot pada arthropoda
Pada mosculer sangat kompleks ukuran maupun otot-otot tubuh yang banyak jumlah nya dan bersendi dan otot melekat pada permukaan dalam rangka luar.



















Kesimpulan

Arti definisi / pengertian Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur dan fungsi yang sama. Jadi jaringan otot adalah sekumpulan sel-sel otot.
Pada manusia tedapat tiga macam jenis otot yang nyata berbeda dengan hewan vertebrata.
1.Otot jantung yaitu otot yang menyusun dinding jantung.
2.Otot polos yang terdapat pada semua dindind organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung)kontraksi nya tidak terkendali memperkecil struktur lubang-lubang
3.Otot kerangka, seperti namanya otot rangka adalah otot yang melekat pada kerangka kerja otot ini dikendalikan dengan sengaja. struktur mikroskopik otot.
Pada manusia terdapat tiga macam jenis otot yang nyata berbeda dengan hewan vertebrata.
Yaitu otot jantung adalah otot yang menyusun dinding jantung.
Otot polos, yang terdapat pada semua dinding organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung)kontraksi nya tidak terkendali memperkecil struktur lubang-lubang.
Otot kerangka, seperti namanya otot rangka adalah otot yang melekat pada kerangka kerja otot ini dikendalikan dengan sengaja.
Otot badan bertahan dalam karakteristik tersusun atas seri miomer yang di pisahkan oleh miosefta membentuk struktur zigzag dengan bentuk V doi dorsal.
Alat gerak pada hewan invertebrate,otot merupakan alat gerak aktif dan skeleton sebagai alat gerak pasif.
Dalam kontraksi otot terjdi pemendekan unsus-unsur kontraktil otot yang di sebabkan olehpergeseran filamen aktin pada filament myosin .
Pada mamalia terdapat otot musculi axiales di daerah ventral leher dan mengalami pergeseran kebelakang membentuk diafragma.
pada katak terdapat dua otot yang berantagonistik yaitu otot extensior dan otot fleksor,




DAFTAR PUSTAKA

Setiadi,2007,Anatomi dan fisiologi manusia,Surabaya,graham ilmu.
Susilo dkk,1994,Anatomi dan fisiologi hewan,Jakarta,depertemen pendidikan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

“ SISTEM OTOT ”



2010

S1 BIOLOGI FMIPA
UNIVERSITAS BENGKULU
BY : Nazamudin
NPM: F1D009008























KATA PENGANTAR
            Alhamdulillah Hirabbil’alamin. Segala puji bagi ALLAH yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita. Dan juga marilah kita selalu bersyukur kepada ALLAH yang telah memberikan kesempatan hidup yang begitu indahnya seperti kita rasakan sekarang ini.
            Selawat beserta salam Marilah kita sanjung sajikan kepada Baginda Rasulullah SAW dan sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam ini dengan susah payahnya demi tegakknya Kalimatul hak di atas Bumi Allah ini yaitu Kalimat LAILAHAILLALLAH dengan sempurnanya.
            Syukur Alhamdulillah Akhirnya dengan izin Allah penyusun dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Sistem Otot”
            Penyusun menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh kesempurnaannya baik dari segi penyusunan isinya dan pengetikannya. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dan bukan sifat menjatuhkan satu sama lain demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.


Bengkulu. Oktober 2010
Wassalam



Penyusun



DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................          i
Daftar Isi .........................................................................................................          ii

Sistem Otot ..................................................................................................... 1.     
Mekanisme Kerja Otot ................................................................................. 3.
Penamanan oto berdasarkan fungsi......................................................... 6.








  SISTEM OTOT
Pengertian otot
Otot merupakan suatu organ /alat yang dapat bergerak ini adalah suatu penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk (lihat pergerakan amuba). Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan beneng-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan ransangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tetentu(berkontraksi).
Jenis-jenis otot
Dalam garis besarnya sel oto dapat kita bagi dalam 3(tiga) golongan yaitu :
1.otot polos.
              Otot polos terdiri dari sel-sel oto polos.sel otot ini bentuknya seperti gelendongan, di bagian tengah tebesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos memiliki serat yang arahnya searah panjang sel tersebut mofibril. Serat miofilamen dan masing-masing miofilamen terdiri dari protein otot yaitu aktin dan miosin.Otot polos bergerak secara teratur , dan tidak cepat lelah .walaupun tidur otot masih mampu bekerja.oto polos terdapat pada alat-alat dinding  tubuh dalam , misalnya pada diding usus, dinding pembuluh darah , pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan, takea , cabang tenggorok , pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit , saluran kelamin dan saluran ekskreasi.
Cara kerja otot polos
            Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot menjadi pendek . kerutan itu terjadi lambat . bila otot itu mendpat suatu ransang, maka reaksi tehadap  berasal dari susunan sara tak sadar(otot involunter), oleh karena itu otot polos tidak berada di bawah kehendak. Jadi, bekerja di luar kesadaran kita.
2. otot lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak . letaknya di pinggir , panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron.sel otot lurik ujung sel nya tidak menunjukan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen , akibatnya tampak serat-serat lintang.
otot  lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot kulit dan otot lingkar.otot –otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang . otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka tampak susunannya serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel, dan tanpak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang melintang.
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot lurik ,berada di bawah kehendak kita .perlekatannya pada tulang dan kulit, tetapi ada juga yang terdapat dalam kulit seluruhnya.otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot lingkaran, misalnya otot yang mengelilingi mulut dan mata.
Cara kerja otot lurik
Bila otot lurik berkotraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika di rangsang oleh rangsang saraf sadar(otot  volunter).kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu di sebut otot sadar,artinya bekerjaya menurut kemauanadar, karena itu di sebut otot sadar,artinya bekerjaya menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap perangsang cepat,tapi tidak tahan kelelahan.
3.otot jantung
Otot jantung merupakan otot “ istimewa”.otot ini bentuknya seperti otot lurik perbedaannya ialah bahwa serabut nya bercabang dan bersambung satu sama lain, berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan, kontraksi tidak di pengaruhi saraf , fungsi saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontarksi, karena itu di sebut otot tak sadar
Otot jantung di temukan hanya pada jantung (kor),mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan gerkan tanpa tergantung pada ada tidak nya ransangan saraf.cara kerja otot jantung ini disebut miogenik,yang membedakan nya dengan neurogonik.
MEKANISME KERJA OTOT
Di balik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu, terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi otot. Dalam makalah ini, dengan tujuan akhir pada penjelasan lengkap tentang proses di balik kontraksi otot, akan dibahas dahulu mengenai zat-zat kimia penyusun filamen-filamen tebal dan tipis yaitu aktin dan miosin. Akhirnya, penjelasan tentang model “perahu dayung” sebagai fasilitator pemahaman mekanisme kontraksi otot dapat tercapai.
Hampir semua jenis makhluk hidup memiliki kemampuan untuk melakukan pergerakan. Fenomena pergerakan ini dapat berupa transport aktif melalui membran, translokasi polimerase DNA sepanjang rantai DNA, dan lain-lain termasuk kontraksi otot. Pada makalah ini, fokus perhatian kita adalah otot lurik (=striated). Di samping itu, otot halus juga dibahas sedikit karena sebagian besar mekanismenya mirip dengan mekanisme otot lurik. Untuk dapat menjelaskan mekanisme kontraksi otot, pertama-tama struktur otot akan dibahas.
Struktur Otot Lurik
Otot pengisi atau otot yang menempel pada sebagian besar tulang kita (=skeletal) tampak bergaris-garis atau berlurik-lurik jika dilihat melalui mikroskop. Otot tersebut terdiri dari banyak kumpulan (bundel) serabut paralel panjang dengan diameter penampang 20-100 m yang disebut serat otot. Panjang serat otot ini mampu mencapai panjang otot itu sendiri dan merupakan sel-sel berinti jamak (=multinucleated cells). Serat otot sendiri tersusun dari kumpulankumpulan paralel seribu miofibril yang berdiameter 1-2 m dan memanjang sepanjang sebuah serat otot. Struktur ini dapat dilihat pada gambar1.
Garis-garis pada otot lurik disebabkan oleh struktur miofibril-miofibril yang saling berkaitan. Pada gambar 2, terlihat bahwa lurik itu merupakan daerah dengan densitas / kepadatan yang silih berganti (antara padat dan renggang) dengan sebutan luriklurik A dan lurik-lurik I. Pola-pola itu berepetisi dengan teratur sehingga tiap satu unit pola dinamakan sarkomer.
 Sarkomer memiliki panjang 2.5 - 3.0 m pada otot yang rileks dan akan memendek saat otot berkontraksi. Antara sarkomer satu dengan lainnya, terdapatlah lapisan gelap disebut disk Z (=piringan Z). Lurik A terpusat pada daerah terang yang dinamakan daerah H yang peusatnya terletak pada lurik / disk M. Jika kita melihat gambar 2 lebih teliti lagi, maka terdapat sekelompok filamen yang tebal dan filamen tipis.
Filamenfilamen tebal dengan diameter 150 Angstrom itu tertata secara paralel heksagonal dalam daerah yang disebut daerah H. Sementara itu filamen-filamen tipis dengan diameter 70 Angstrom memiliki ujung yang terkait langsung dengan disk Z. Daerah yang terlihat gelap pada ujung-ujung daerah A merupakan tempat relasi-relasi antara filamen tebal dan filamen tipis. Relasi-relasi ini berupa cross-bridges (=jembatan-silang) yang berselang secara teratur.
a. Filamen-filamen tebal tersusun dari Miosin
Filamen-filamen tebal pada vertebrata (makhluk hidup bertulang belakang) hampir sebagian besar tersusun dari sejenis protein yang disebut Miosin. Molekul miosin terdiri dari enam rantai polipeptida yang disebut rantai berat dan dua pasang rantai ringan yang berbeda (disebut rantai ringan esensial dan regulatori, ELC dan RLC). Miosin termasuk protein yang khusus karena memiliki sifat berserat (=fibrous) dan globular. Struktur tersebut dapat dilihat pada gambar 3.
Secara umum, molekul miosin dapat dilihat sebagai segmen berbentuk batang sepanjang 1600 Angstrom dengan dua kepala globular. Miosin hanya berada dalam wujud molekul-molekul tunggal dengan kekuatan ioniknya yang lemah. Bagaimanapun juga, protein-protein ini berkaitan satu sama lain menjadi struktur yang dapat dilihat pada gambar 4.
Struktur tersebut ialah struktur dari filamen tebal yang telah dibicarakan sebelumnya. Pada struktur itu, filamen tebal merupakan suatu bentuk yang bipolar dengan kepala-kepala miosin yang menghadap tiap-tiap ujung filamen dan menyisakan bagian tengah yang tidak memiliki kepala satupun (=bare zone / jalur kosong).
Kepalakepala miosin itulah yang merupakan wujud dari cross-bridges dalam perhubungannya dengan miofibrilmiofibril. Sebenarnya, rantai berat miosin berupa sebuah ATPase yang menghidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi dalam suatu reaksi yang membuat terjadinya kontraksi otot. Jadi, otot merupakan alat untuk mengubah energi bebas kimia berupa ATP menjadi energi mekanik. Sementara itu, fungsi rantai ringan miosin diyakini sebagai modulator aktivitas ATPase dari rantai berat yang bersambungan dengannya.
Di tahun 1953, Andrew Szent-Gyorgi menunjukkan bahwa miosin yang diberi tripsin secukupnya akan memecah miosin menjadi dua fragmen (Gambar 5) yaitu Meromiosin ringan (LMM) dan Meromiosin berat (HMM). HMM dapat dipecah dengan papain menjadi dua bagian lagi yaitu dua molekul identik dari subfragmen-1 (S1) dan sebuah subframen-2 (S2) yang berbentuk mirip batang.
b. Filamen-filamen tipis tersusun dari Aktin, Tropomiosin dan Troponin
Komponen penyusun utama filamen tipis ialah Aktin. Aktin merupakan protein eukariotik yang umum, banyak jumlahnya, dan mudah didapati. Aktin didapati dalam wujud monomer-monomer bilobal globular yang disebut G-aktin yang secara normal mengikat satu molekul ATP untuk tiap-tiap monomer. G-aktin itu nantinya akan berpolimerisasi untuk membentuk fiber-fiber yang disebut F-aktin. Polimerisasi ini merupakan suatu proses yang menghidrolisis ATP menjadi ADP dengan ADP yang nantinya terikat pada unit monomer F-aktin. Sebagai hasilnya, F-aktin akan membentuk sumbu rantai utama dari filamen tipis dengan struktur yang tergambar pada gambar 6.
Tiap-tiap unit monomer F-aktin mampu mengikat sebuah kepala miosin (S1) yang ada pada filamen tebal. Mikrograf elektron juga menunjukkan bahwa F-aktin merupakan deretan monomer terkait dengan urutan kepala ekor-kepala. Maka dari itu, F-aktin memiliki wujud yang polar. Semua unit monomer F-aktin memiliki orientasi yang sama dilihat dari sumbu fiber. Filamen-filamen tipis itu juga memiliki arah yang menjauhi disk Z. Sehingga kumpulan-kumpulan filamen tipis yang menjulur pada kedua sisi disk Z itu memiliki orientasi yang berlawanan.
Komposisi miosin dan aktin masing-masing sebesar 60-70% dan 20- 25% dari protein total pada otot. Sisa protein lainnya berkaitan dengan filamen tipis yakni Tropomiosin dan Troponin. Troponin terdiri dari tiga subunit yaitu TnC (protein pengikat ion Ca), TnI (protein yang mengikat aktin), dan TnT (protein yang mengikat tropomiosin). Dari sini, dapat disimpulkan bahwa kompleks tropomiosin - Troponin mangatur kontraksi otot dengan cara mengontrol akses cross-bridges S1 pada posisiposisi pengikat aktin.
c. Protein minor pada Otot yang mengatur jaringan-jaringan Miofibril
Disk Z merupakan wujud amorf dan mengandung beberapa protein berserat (fibrous). Protein-protein lain itu ialah -aktinin (untuk mengikatkan filamen-filamen tipis pada disk Z), desmin (banyak terdapat pada daerah perifer / tepi disk Z dan berfungsi untuk menjaga keteraturan susunan antar sesama miofibril), vimentin (bersifat sama dengan desmin), titin (merupakan polipeptida dengan massa terbesar, berada sepanjang filamen tebal sampai disk Z, dan berfungsi seperti pegas yang mengatur agar letak filamen tebal tetap di tengah-tengah sarkomer), dan nebulin (berada di sepanjang filamen tipis dan berfungsi untuk mempertahankan panjang filamen). Sementara itu, disk M yang merupakan hasil penebalan akibat sambungan filamen-filamen tebal itu juga mengandung C-protein dan Mprotein. Peranan kedua protein itu ada pada susunan atau perkaitan antara filamen-filamen tebal pada disk M.
Mekanisme Kontraksi Otot
Setelah struktur otot dan komponen-komponen penyusunnya ditinjau, mekanismeatau interaksi antar komponenkomponen itu akan dapat menjelaskan proses kontraksi otot.
a. Filamen-filamen tebal dan tipis yang saling bergeser saat proses kontraksi
Menurut fakta, kita telah mengetahui bahwa panjang otot yang terkontraksi akan lebih pendek daripada panjang awalnya saat otot sedang rileks. Pemendekan ini rata -rata sekitar sepertiga panjang awal.
Melalui mikrograf elektron, pemendekan ini dapat dilihatsebagai konsekuensi dari pemendekan sarkomer. Sebenarnya, pada saat pemendekan berlangsung, panjang filamen tebal dan tipis tetap dan tak berubah (dengan melihat tetapnya lebar lurik A dan jarak disk Z sampai ujung daerah H tetangga) namun lurik I dan daerah H mengalami reduksi yang sama besarnya. Berdasar pengamatan ini, Hugh Huxley, Jean Hanson, Andrew Huxley dan R.Niedergerke pada tahun 1954 menyarankan model pergeseran filamen (=filament sliding). Model ini mengatakan bahwa gaya kontraksi otot itu dihasilkan oleh suatu proses yang membuat beberapa set filamen tebal dan tipis dapat bergeser antar sesamanya. Fenomena ini terlihat pada gambar 7.
b. Aktin merangsang Aktivitas ATPase Miosin
Model pergeseran filamen tadi hanya menjelaskan mekanika kontraksinya dan bukan asal-usul gaya kontraktil. Pada tahun 1940, Szent-Gyorgi kembali menunjukkan mekanisme kontraksi. Pencampuran larutan aktin dan miosin untuk membentuk kom-pleks bernama Aktomiosin ternyata disertai oleh peningkatan kekentalan larutan yang cukup besar. Kekentalan ini dapat dikurangi dengan menambahkan ATP ke dalam larutan aktomiosin. Maka dari itu, ATP mengurangi daya tarik atau afinitas miosin terhadap aktin. Selanjutnya, untuk dapat mendapatkan penjelasan lebih tentang peranan ATP dalam proses kontraksi itu, kita memerlukan studi kinetika kimia. Daya kerja ATPase miosin yang terisolasi ialah sebesar 0.05 per detiknya. Daya kerja sebesar itu ternyata jauh lebih kecil dari daya kerja ATPase miosin yang berada dalam otot yang berkontraksi. Bagaimanapun juga, secara paradoks, adanya aktin (dalam otot) meningkatkan laju hidrolisis ATP miosin menjadi sekitar 10 per detiknya. Karena aktin menyebabkan peningkatan atau peng-akti-vasian miosin inilah, muncullah sebutan aktin. Selanjutnya, Edwin Taylor mengemukakan sebuah model hidrolisis ATP yang dimediasi / ditengahi oleh aktomiosin. Model ini dapat dilihat pada skema gambar 8.
Pada tahap pertama, ATP terikat pada bagian miosin dari aktomiosin dan menghasilkan disosiasi aktin dan miosin. Miosin yang merupakan produk proses ini memiliki ikatan dengan ATP.
Selanjutnya, pada tahap kedua, ATP yang terikat dengan miosin tadi terhidrolisis dengan cepat membentuk kompleks miosin-ADP-Pi. Kompleks tersebut yang kemudian berikatan dengan Aktin pada tahap ketiga. Pada tahap keempat yang merupakan tahap untuk relaksasi konformasional, kompleks aktin-miosin-ADP-Pi tadi secara tahap demi tahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP sehingga kompleks yang tersisa hanyalah kompleks Aktin-Miosin yang siap untuk siklus hidrolisis ATP selanjutnya. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa proses terkait dan terlepasnya aktin yang diatur oleh ATP tersebut menghasilkan gaya vektorial untuk kontraksi otot.
c. Model untuk interaksi Aktin dan Miosin berdasar strukturnya
Rayment, Holden, dan Ronald Milligan telah memformulasikan suatu model yang dinamakan kompleks rigor terhadap kepala S1 miosin dan Faktin. Mereka mengamati kompleks tersebut melalui mikroskopi elektron. Daerah yang mirip bola pada S1 itu berikatan secara tangensial pada filamen aktin pada sudut 45o terhadap sumbu filamen. Sementara itu, ekor S1 mengarah sejajar sumbu filamen. Relasi kepala S1 miosin itu nampaknya berinteraksi dengan aktin melalui pasangan ion yang melibatkan beberapa residu Lisin dari miosin dan beberapa residu asam Aspartik dan asam Glutamik dari aktin.
d. Kepala-kepala Miosin “berjalan” sepanjang filamen-filamen aktin
Hidrolisis ATP dapat dikaitkan dengan model pergeseran-filamen. Pada mulanya, kita mengasumsikan jika cross-bridges miosin memiliki letak yang konstan tanpa berpindah-pindah, maka model ini tak dapat dibenarkan. Sebaliknya, cross bridges itu harus berulangkali terputus dan terkait kembali pada posisi lain namun masih di daerah sepanjang filamen dengan arah menuju disk Z. Melalui pengamatan dengan sinar X terhadap struktur filamen dan kondisinya saat proses hidrolisis terjadi, Rayment, Holden, dan Milligan mengeluarkan postulat bahwa tertutupnya celah aktin akibat rangsangan (berupa ejeksi ADP) itu berperan besar untuk sebuah perubahan konformasional (yang menghasilkan hentakan daya miosin) dalam siklus kontraksi otot.
Postulat ini selanjutnya mengarah pada model “perahu dayung” untuk siklus kontraktil yang telah banyak diterima berbagai pihak. Gambar 9 menjelaskan tentang tahaptahap siklus tersebut.
Pada mulanya, ATP muncul dan mengikatkan diri pada kepala miosin S1 sehingga celah aktin terbuka. Sebagai akibatnya, kepala S1melepaskan ikatannya pada aktin. Pada tahap kedua, celah aktin akan menutup kembali bersamaan dengan proses hidrolisis ATP yang menyebabkan tegaknya posisi kepala S1. Posisi tegak itu merupakan keadaan molekul dengan energi tinggi (jelas-jelas memerlukan energi). Pada tahap ketiga, kepala S1 mengikatkan diri dengan lemah pada suatu monomer aktin yang posisinya lebih dekat dengan disk Z dibandingkan dengan monomer aktin sebelumnya. Pada tahap keempat, Kepala S1 melepaskan Pi yang mengakibatkan tertutupnya celah aktin sehingga afinitas kepala S1 terhadap aktin membesar. Keadaan itu disebut keadaan transien. Selanjutnya, pada tahap kelima, hentakan-daya terjadi dan suatu geseran konformasional yang turut menarik ekor kepala S1 tadi terjadi sepanjang 60 Angstrom menuju disk Z. Lalu, pada tahap akhir, ADP dilepaskan oleh kepala S1 dan siklus berlangsung lengkap.
Pengaturan untuk Kontraksi Otot
Gerakan otot lurik tentu dibawah komando atau suatu kontrol yang disebut impuls saraf motor.
a. Ca2+ mengatur Kontraksi Otot dengan proses yang ditengahi oleh Troponin dan Tropomiosin
Sejak tahun 1940, ion Kalsium diyakini turut berperan serta dalam pengaturan kontraksi otot. Kemudian, sebelum 1960, Setsuro Ebashi menunjukkan bahwa pengaruh Ca2+ ditengahi oleh Troponin dan Tropomiosin. Ia menunjukkan aktomiosin yang diekstrak langsung dari otot (sehingga mengandung ikatan dengan troponin dan tropomiosin) berkontraksi karena ATP hanya jika Ca2+ ada pula. Kehadiran troponin dan tropomiosin pada sistem aktomiosin tersebut meningkatkan sensitivitas sistem terhadap Ca2+. Di samping itu, subunit dari troponin, TnC, merupakan satu-satunya komponen pengikat Ca2+. Secara molekuler, proses kontraksi ini dapat dilihat pada gambar 10.
b. Impuls saraf melepaskan Ca2+ dari Retikulum Sarcoplasma
Sebuah impuls saraf yang tiba pada sebuah persambungan neuromuskular (= sambungan antara neuron dan otot) akan dihantar langsung kepada tiap-tiap sarkomer oleh sebuah sistem tubula transversal / T. Perhatikan gambar 11.
Tubula tersebut merupakan pembungkus-pembungkus semacam saraf pada membran plasma fiber. Tubula tersebut mengelilingi tiap miofibril pada disk Z masing-masing. Dengan melihat gambar 11 maka semua sarkomer pada sebuah otot akan menerima sinyal untuk berkontraksi sehingga otot dapat berkontraksi sebagai satu kesatuan utuh. Sinyal elektrik itu dihantar (dengan proses yang belum begitu dimengerti) menuju retikulum sarkoplasmik (SR). SR merupakan suatu sistem dari vesicles (saluran yang mengandung air di dalamnya) yang pipih, bersifat membran, dan berasaldari retikulum endoplasma. Sistem tersebut membungkus tiap-tiap miofibril hampir seperti rajutan kain. Membran SR yang secara normal non-permeabel terhadap Ca2+ itu mengandung sebuah transmembran Ca2+-ATPase yang memompa Ca2+ kedalam SR untuk mempertahankan konsentrasi [Ca2+] bagi otot rileks. Kemampuan SR untuk dapat menyimpan Ca2+ ditingkatkan lagi oleh adanya protein yang bersifat amat asam yaitu kalsequestrin (memiliki situs lebih dari 40 untuk berikatan dengan Ca2+). Kedatangan impuls saraf membuat SR menjadi permeabel terhadap Ca2+.Akibatnya, Ca2+ berdifusi melalui saluran-saluran Ca2+ khusus menuju interior miofibril, dan konsentrasi internal [Ca2+] akan bertambah. Peningkatan konsentrasi Ca2+ ini cukup untuk memicu perubahan konformasional dalam troponin dan tropomiosin. Akhirnya, kontraksi otot terjadi dengan mekanisme “perahu dayung” tadi. Saat rangsangan saraf berakhir, membran SR kembali menjadi impermeabel terhadap Ca2+ sehingga Ca2+ dalam miofibril akan terpompa keluar menuju SR. Kemudian otot menjadi rileks seperti sediakala.
Otot Halus (Smooth Muscles)
Makhluk hidup vertebrata memiliki dua jenis otot selain otot lurik yaitu otot cardiac (=kardiak; berhubungan dengan jantung) dan otot halus.
Otot cardiac ternyata juga berlurik-lurik sehingga mengindikasikan suatu persamaan antara otot cardiac dan otot lurik. Walaupun begitu, otot skeletal (lurik) dan otot cardiac masih memiliki perbedaan antar sesamanya terutama pada metabolismenya. Otot cardiac harus beroperasi secara kontinu sepanjang usia hidup dan lebih banyak tergantung pada metabolisme secara aerobik. Otot cardiac juga secara spontan dirangsang oleh otot jantung itu sendiri dibanding oleh rangsangan saraf eksternal (=rangsangan volunter). Di samping itu, otot halus berperan dalam kontraksi yang lambat, tahan lama, dan tanpa melalui rangsang eksternal seperti pada dinding usus, uterus, pembuluh darah besar. Otot halus disini memiliki sifat yang sedikit berbeda dibanding otot lurik. Otot halus atau sering dikatakan otot polos ini berbentuk seperti spindel, tersusun oleh sel sel berinti tunggal, dan tidak membentuk miofibril. Miosin dari otot halus (protein khusus secara genetik) berbeda secara fungsional daripada miosin otot lurik dalam beberapa hal:
Aktivitas maksimum ATPase hanya sekitar 10% dari otot lurik
Berinteraksi dengan aktin hanya saat salah satu rantai ringannya terfosforilasi
Membentuk filamen-filamen tebal dengan cross-bridges yang tak begitu teratur serta tersebar di seluruh panjang filamen tebal
a. Kontraksi Otot Halus dipicu oleh Ca2+
Filamen-filamen tipis otot halus memang mengandung Aktin dan Tropomiosin namun tak seberapa mengandung Troponin. Kontraksi otot halus tetap dipicu oleh Ca2+ karena miosin rantai ringan kinase (=myosin light chain kinase / MLCK) secara enzimatik akan menjadi aktif hanya jika Ca2+-kalmodulin hadir. MLCK merupakan sebuah enzim yang memfosforilasi rantai ringan miosin sehingga menstimulasi terjadinya kontraksi otot halus. Proses kontraksi otot halus secara kimiawi dapat dilihat pada gambar 12.
Konsentrasi intraselular [Ca2+] bergantung pada permeabilitas membran plasma sel otot halus terhadap Ca2+. Permeabilitas otot halus tersebut dipengaruhi oleh sistem saraf involunter atau autonomik.
Saat [Ca2+] meningkat, kontraksi otot halus dimulai. Saat [Ca2+] menurun akibat pengaruh Ca2+- ATPase dari membran plasma, MLCK kemudian dideaktivasi. Lalu, rantai ringan terdefosforilasi oleh miosin rantai ringan phosphatase dan otot halus kembali rileks.
b. Aktivitas Otot Halus termodulasi secara Hormonal
Otot halus juga memberi tanggapan pada hormon seperti epinefrin. Pengaruh hormon tersebut juga dapat dilihat pada gambar 12. Tahap-tahap kontraksi yang terjadi pada otot halus ternyata lebih lambat daripada tahap-tahap yang terjadi untuk otot lurik. Jadi, struktur dan pengaturan kontrol otot halus tepat dengan fungsi yang diembannya yaitu pengadaan suatu gaya tegang selama rentang waktu cukup lama namun mengkonsumsi ATP dengan laju konsumsi rendah.
21     

3_4


5
6_7

8
9
1011

Macam-macam otot bedasarkan fungsinya
1.      Menurut bentuk dan serabutnya,yaitu otot serabut sejajar atau bentuk kumparan, otot bentuk kipas,otot bersirip dan melingkar/sfiter.
2.      Menurut jumlah kepalanya yaitu otot berkepala dua, otot berkepala tiga/triseps dan otot berkepala empat/quadriseps.
3.      Menurut pekerjaannya,yaitu ;
a.Otot sinergis, otot yang pekerjaannya,bekerja bersama-sama
b.Otot antargonis,yaitu otot yang bekerjanya berlawanan
c.Otot abduktor, yaitu yang bekerja menggerakkan anggota menjauhi           
   tubuh.
d.Otot adduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota ke jerusan   
   tubuh(mendekati tubuh) tubuh.
e.Otot ekstensor otot yang bekerja membengkok kan sendi tulang atau
  melipat sendi.
f.Otot ekstenesor otot yang yang bekerja melulusakan kembali tulang
   kepada kedudukan semula.
g.Otot pronator,dimana ulna dan radialdalam keadaan sejajar.
h.Otot supinator, dimana ulna dan radial menjadi menyilang.
i.endorotasi, memutar ke dalam
j.eksorotasi, memutur ke keluar
k.dilatasi,memanjangkan otot
l.kontraksi,memendekan otot
            4.Menurt letaknya otot-otot tubuh di bagi dalam beberapa golongan:
                   a),otot bagian kepala
                   b).otot bagian leher
                   c).otot bagian dada.
                   d).otot bagian perut.
                   e).otot bagian punggung
                        f).otot bahu dan lengan
                        g).otot pinggul
                        h).otot anggota gerak bawah.


                        











                        



             







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS